Kapan Perang Rusia Ukraina Dimulai? Sejarah Lengkap

by Alex Braham 52 views

Perang Rusia Ukraina adalah konflik yang memiliki akar sejarah panjang dan kompleks. Buat kalian yang bertanya-tanya, kapan sih sebenarnya perang Rusia Ukraina dimulai? Jawabannya nggak sesederhana yang dibayangkan. Konflik ini bukan cuma soal kejadian beberapa tahun terakhir, tapi juga melibatkan serangkaian peristiwa yang terjadi selama berabad-abad. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai sejarah dan latar belakang perang ini.

Akar Sejarah Konflik Rusia Ukraina

Untuk memahami kapan perang Rusia Ukraina dimulai, kita perlu melihat jauh ke belakang, bahkan sebelum abad ke-20. Ukraina dan Rusia memiliki sejarah yang terkait erat, dimulai sejak abad ke-9 dengan berdirinya Kievan Rus', sebuah federasiSlavia Timur yang menjadi cikal bakal kedua negara. Kievan Rus' berpusat di Kyiv, yang sekarang menjadi ibu kota Ukraina, dan dianggap sebagai peradaban leluhur bagi Rusia, Ukraina, dan Belarusia.

Namun, seiring berjalannya waktu, Kievan Rus' mengalami disintegrasi akibat invasi Mongol pada abad ke-13. Wilayahnya kemudian terbagi-bagi dan jatuh ke bawah kekuasaan berbagai kekuatan regional, termasuk Lithuania, Polandia, dan Kekaisaran Ottoman. Bagian timur wilayah ini, termasuk Moskow, kemudian berkembang menjadi Ketsaran Rusia yang kuat.

Pada abad ke-17, sebagian besar wilayah Ukraina berada di bawah kekuasaan Polandia-Lithuania. Namun, pemberontakan Khmelnytsky pada tahun 1648, yang dipimpin oleh Bohdan Khmelnytsky, membawa sebagian besar Ukraina di bawah perlindungan Rusia. Perjanjian Pereyaslav pada tahun 1654 secara resmi menempatkan Ukraina di bawah kekuasaan Rusia, meskipun dengan otonomi yang terbatas.

Sejak saat itu, Ukraina menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia. Kebijakan Rusia terhadap Ukraina sering kali bersifat represif, termasuk pembatasan penggunaan bahasa Ukraina dan penindasan budaya Ukraina. Meskipun demikian, gagasan tentang identitas nasional Ukraina terus berkembang, terutama di kalangan intelektual dan seniman.

Pada abad ke-19, muncul gerakan nasionalis Ukraina yang semakin kuat, yang menuntut otonomi yang lebih besar atau bahkan kemerdekaan penuh dari Rusia. Gerakan ini sering kali ditentang oleh pemerintah Rusia, yang melihat Ukraina sebagai bagian integral dari wilayahnya.

Jadi guys, bisa dibilang akar konflik Rusia Ukraina itu dalam banget ya. Nggak cuma soal politik dan teritori, tapi juga soal identitas, budaya, dan sejarah yang panjang dan berliku.

Peran Krusial Abad ke-20 dalam Konflik

Abad ke-20 memainkan peran krusial dalam membentuk konflik Rusia Ukraina seperti yang kita kenal sekarang. Setelah Revolusi Rusia pada tahun 1917, Ukraina mendeklarasikan kemerdekaannya. Namun, kemerdekaan ini tidak berlangsung lama karena negara tersebut segera terperosok dalam perang saudara antara berbagai faksi, termasuk Bolshevik Rusia, pasukan nasionalis Ukraina, dan kekuatan asing.

Pada akhirnya, Ukraina terbagi antara Soviet Ukraina (bagian dari Uni Soviet) dan Polandia. Di Soviet Ukraina, terjadi peristiwa tragis yang dikenal sebagai Holodomor pada tahun 1932-1933. Holodomor adalah bencana kelaparan buatan manusia yang disebabkan oleh kebijakan kolektivisasi pertanian Soviet, yang menyebabkan jutaan warga Ukraina meninggal dunia. Peristiwa ini dianggap sebagai genosida oleh banyak orang Ukraina dan meninggalkan luka yang dalam dalam ingatan kolektif bangsa.

Selama Perang Dunia II, Ukraina diduduki oleh Nazi Jerman. Banyak warga Ukraina yang awalnya menyambut pasukan Jerman sebagai pembebas dari pemerintahan Soviet, tetapi segera menyadari bahwa Nazi tidak lebih baik dari Stalin. Akibatnya, muncul gerakan perlawanan Ukraina yang berjuang melawan baik Nazi maupun Soviet.

Setelah Perang Dunia II, Ukraina kembali menjadi bagian dari Uni Soviet. Meskipun demikian, semangat nasionalisme Ukraina tidak pernah padam. Pada tahun 1980-an, selama era Glasnost dan Perestroika yang digagas oleh Mikhail Gorbachev, gerakan pro-kemerdekaan Ukraina semakin kuat.

Pada tanggal 24 Agustus 1991, setelah runtuhnya Uni Soviet, Ukraina mendeklarasikan kemerdekaannya. Deklarasi ini didukung oleh referendum nasional di mana mayoritas warga Ukraina memilih untuk merdeka. Rusia mengakui kemerdekaan Ukraina, tetapi hubungan antara kedua negara tetap tegang karena berbagai masalah, termasuk status Crimea dan Armada Laut Hitam Rusia yang berbasis di Sevastopol.

Dari sini kita bisa lihat bahwa abad ke-20 itu penuh dengan gejolak dan tragedi bagi Ukraina. Kemerdekaan yang diraih dengan susah payah harus dibayar dengan penderitaan yang luar biasa. Nggak heran kalau isu identitas dan kedaulatan itu sensitif banget buat warga Ukraina.

Titik Balik: Euromaidan dan Aneksasi Crimea

Setelah mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1991, Ukraina berupaya membangun negara yang demokratis dan berorientasi pada pasar. Namun, negara tersebut menghadapi berbagai tantangan, termasuk korupsi, krisis ekonomi, dan campur tangan Rusia.

Pada November 2013, terjadi peristiwa penting yang menjadi titik balik dalam hubungan Rusia Ukraina, yaitu Euromaidan. Euromaidan adalah serangkaian demonstrasi dan protes yang dipicu oleh keputusan pemerintah Ukraina di bawah Presiden Viktor Yanukovych untuk menangguhkan persiapan penandatanganan perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa dan malah memilih untuk mempererat hubungan ekonomi dengan Rusia.

Para demonstran, yang sebagian besar adalah warga Ukraina yang pro-Eropa, menduduki Maidan Nezalezhnosti (Lapangan Kemerdekaan) di Kyiv dan menuntut pengunduran diri Yanukovych. Protes berlangsung selama berbulan-bulan dan sering kali diwarnai dengan kekerasan antara demonstran dan pasukan keamanan.

Pada Februari 2014, Yanukovych melarikan diri dari Ukraina setelah ratusan demonstran tewas dalam bentrokan dengan polisi. Pemerintah baru yang pro-Barat kemudian dibentuk di Kyiv. Rusia menanggapi penggulingan Yanukovych dengan mengutuknya sebagai kudeta ilegal dan melancarkan operasi militer untuk menduduki Crimea, sebuah semenanjung di Ukraina selatan yang mayoritas penduduknya adalah etnis Rusia.

Pada Maret 2014, Rusia secara resmi mencaplok Crimea setelah mengadakan referendum yang kontroversial, yang hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Crimea mendukung bergabung dengan Rusia. Aneksasi Crimea oleh Rusia dikecam oleh banyak negara di dunia sebagai pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan Ukraina.

Selain mencaplok Crimea, Rusia juga memberikan dukungan kepada separatis pro-Rusia di wilayah Donbas, Ukraina timur. Konflik bersenjata antara pasukan Ukraina dan separatis pro-Rusia pecah pada April 2014 dan terus berlanjut hingga saat ini, meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda.

Euromaidan dan aneksasi Crimea itu kayak bom waktu yang akhirnya meledak. Ketegangan yang selama ini terpendam antara Rusia dan Ukraina akhirnya mencapai titik puncak. Aneksasi Crimea jelas merupakan pelanggaran kedaulatan Ukraina dan menjadi preseden berbahaya dalam hubungan internasional.

Eskalasi Konflik: Invasi Skala Penuh 2022

Setelah bertahun-tahun konflik dengan intensitas rendah di Donbas, Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022. Invasi ini merupakan eskalasi dramatis dari konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dan menandai dimulainya perang besar di Eropa.

Rusia melancarkan serangan dari berbagai arah, termasuk dari wilayah Rusia, Belarusia, dan Crimea. Pasukan Rusia menargetkan kota-kota besar di Ukraina, termasuk Kyiv, Kharkiv, dan Mariupol, dengan serangan udara dan artileri.

Tujuan Rusia dalam invasi ini tidak sepenuhnya jelas, tetapi tampaknya mencakup penggulingan pemerintah Ukraina yang pro-Barat dan pembentukan pemerintahan boneka yang lebih ramah terhadap Rusia. Rusia juga menuntut agar Ukraina tidak pernah bergabung dengan NATO dan mengakui kedaulatan Rusia atas Crimea.

Invasi Rusia ke Ukraina dikecam secara luas oleh masyarakat internasional. Banyak negara menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia dan memberikan bantuan militer dan kemanusiaan kepada Ukraina.

Warga Ukraina menunjukkan perlawanan yang kuat terhadap pasukan Rusia. Ribuan warga sipil bergabung dengan militer Ukraina dan mengambil senjata untuk mempertahankan negara mereka. Pasukan Rusia menghadapi perlawanan yang lebih kuat dari yang mereka perkirakan, dan invasi tersebut terhenti dalam beberapa minggu pertama.

Perang di Ukraina telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar. Jutaan warga Ukraina telah mengungsi dari rumah mereka dan mencari perlindungan di negara-negara tetangga. PBB memperkirakan bahwa ribuan warga sipil telah tewas dalam konflik tersebut.

Invasi 2022 itu bener-bener mengubah segalanya. Apa yang tadinya cuma konflik lokal di Donbas, sekarang jadi perang besar yang melibatkan seluruh Ukraina. Dampaknya nggak cuma dirasakan oleh Ukraina dan Rusia, tapi juga oleh seluruh dunia.

Kesimpulan: Perang yang Berakar dalam Sejarah

Jadi, kapan perang Rusia Ukraina dimulai? Pertanyaan ini nggak punya jawaban tunggal. Konflik ini adalah hasil dari serangkaian peristiwa yang terjadi selama berabad-abad, mulai dari Kievan Rus' hingga invasi skala penuh pada tahun 2022. Akar konflik ini melibatkan sejarah, identitas, politik, dan geopolitik yang kompleks.

Perang di Ukraina adalah tragedi bagi kedua negara dan bagi dunia. Perang ini telah menyebabkan penderitaan manusia yang tak terhitung jumlahnya dan mengancam stabilitas global. Semoga konflik ini segera berakhir dan perdamaian dapat dicapai.

Buat kita sebagai orang luar, penting untuk memahami latar belakang konflik ini supaya kita bisa punya pandangan yang lebih komprehensif dan nggak gampang terprovokasi oleh berita-berita yang simpang siur. Semoga artikel ini bisa memberikan sedikit pencerahan ya guys!